Skripsi
Usaha meningkatkan kreatifitas belajar siswa materi segitiga dengan model pembelajaran problem posing pada siswa kelas VII-C Mts Al-Ma’arif Pondok Pesantren Panggung Tulungagung 2010/2011
Nuroini Ahmad. 2011. Usaha Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Materi Segitiga Dengan Model Pembelajaran Problem Posing Pada Siswa Kelas VII-C Mts Al-Ma’arif Pondok Pesantren Panggung Tulungagung 2010/2011. Skripsi, Tadris Matematika (TMT), STAIN TULUNGAGUNG.
Pembimbing : Drs. Muniri M.Pd.
Kata Kunci : Kreativitas, Belajar, Problem Posing, Segitiga
Bagi banyak siswa, matematika merupakan pelajaran yang menakutkan dan membosankan. Sehingga dalam proses pembelajaran matematika harus menggunakan model pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai materinya agar meningkatkan kreativitas belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas adalah problem posing. Langkah-langkah problem posing adalah: (1) guru menjelaskan materi (2) guru memberikan latihan soal secukupnya (3) pembagian tugas (4) guru memberi tugas rumah secara individual. Sedangkan Kreativitas adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya menjadi suatu karya baru.
Jenis dari penelitian ini adalah penelitian tindakan (Action Research). Dan laporan dari penelitian ini bersifat kualitatif karena berupa catatan-catatan yang diperoleh dari hasil pelaksanaan observasi dilapangan. Dan penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, yaitu pada siklus 1 adalah rencana-tindakan-observasi-refleksi, dan pada sklus 2 adalah perbaikan rencana-tindakan-observasi-refleksi.
Tujuan dari penelitian adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa materi pokok segitiga dengan model pembelajaran problem posing pada siswa kelas VII-C MTs Al-Ma’rif Pondok Pesantren Tulungagung. Manfaat: (1) bagi peneliti, yaitu untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran problem posing serta dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya. (2) bagi siswa, yaitu menyenangkan karena merupakan model pemblajaran baru. (3) bagi guru, yaitu: sebagai masukan dan pertimbangan dalam merencanakan serta melaksanakan suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien dikelas, guna meningkatkan proses pemebelajaran siswa. Sehingga model pembelajaran problem posing dapat diterapkan untuk pembelajaran selanjutnya. (4) bagi kepala sekolah, yaitu: model pembelajaran problem posing dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan pengelolaan pembelajaran untuk kegiatan selanjutnya.
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah: hasil pekerjaan siswa berupa nilai, hasil pengajuan masalah oleh siswa berupa kumpulan soal-soal oleh siswa, hasil observasi, hasil catatan lapangan, hasil wawancara dan dokumentasi.
Keheterogenan hasil dari pengajuan masalah oleh siswa dianalisis meningkat dari siklus 1 ke siklus II, yaitu: dari 66,67% menjadi 84,6%. Sedangkan untuk analisis hasil observasi dari siklus 1 ke siklus II sebagai berikut: (1) untuk guru, siklus 1: 85% dan siklus II: 90%. (2) untuk siswa, siklus 1: 88% dan siklus II: 91%. Dan untuk wawancara diakhir pembelajaran diketahui bahwa dari 39 siswa yang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki ada 33 siswa yang menyukai model pembelajaran problem posing.
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem posing diminati sebagian besar siswa dan dapat meningkatkan kreativitas belajarnya, sehingga peneliti menyarankan agar guru juga menerapkan model pembelajaran problem posing.
T-2011/PMT/039 | T-2011 Ahm PMT | UIN SATU Tulungagung | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
T-2011/PMT/040 | T-2011 Ahm PMT | UIN SATU Tulungagung | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain