Skripsi
Perbandingan Kriteria Penetapan 1 Syawal 1432 H Menurut Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama
KRITERIA PENETAPAN 1 SYAWAL 1432 HIJRIYAH MENURUT
MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA
Skripsi dengan judul “Kriteria Penetapan 1 Syawal 1432 Hijriyah menurut Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama†ini ditulis oleh Siti Masruroh dibimbing oleh Ahmad Musonnif, M.HI.
Kata kunci: Kriteria Penetapan 1 Syawal 1432 Hijriyah, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama
Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan kriteria penetapan di kalangan organisasi keagamaan Islam yang berpedoman pada hisab dan yang berpedoman pada rukyat. Ini semua disebabkan karena pemahaman (penafsiran) terhadap nas yang dijadikan sumber hukum berbeda serta berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya astronomi. Hal ini menyebabkan keresahan di kalangan umat Islam dan dapat menganggu kekhusu’an ibadah serta kemantapan ukhuwah. Oleh karena itu penulis membandingkan kriteria yang digunakan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam menetapkan 1 Syawal 1432 Hijriyah.
Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimana kriteria dalam penetapan 1 Syawal 1432 Hijriyah menurut Muhammadiyah ? (2) Bagaimana kriteria dalam penetapan 1 Syawal 1432 Hijriyah menurut Nahdlatul Ulama ? (3) Bagaimana perbandingan kriteria dalam penetapan 1 Syawal 1432 Hijriyah menurut Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama ? Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam hal ini adalah (1) untuk mengetahui kriteria dalam penetapan 1 Syawal 1432 Hijriyah menurut Muhammadiyah, (2) untuk mengetahui kriteria dalam penetapan 1 Syawal 1432 Hijriyah menurut Nahdlatul Ulama, dan (3) untuk mengetahui perbandingan kriteria dalam penetapan 1 Syawal 1432 Hijriyah menurut Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Skripsi ini bermanfaat bagi penulis untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khususnya dibidang ilmu falak dan memahami perbedaan dan persamaan kriteria dalam penetapan awal bulan Hijriyah sehingga didapatkan titik temu di antara kriteria-kriteria tersebut. Bagi para pembaca sebagai bahan pertimbangan untuk kegiatan perhitungan sesuai dengan nilai-nilai Islam bagi pihak yang berwenang dalam menetapkan 1 Syawal 1432 Hijriyah dan dapat dijadikan sebagai masukan atau referensi yang cukup berarti.
Setelah penulis menganalisis pembahasan skripsi ini akhirnya dapat disimpulkan bahwa : (1) kriteria yang digunakan Muhammadiyah dalam penetapan 1 Syawal 1432 Hijiryah adalah kriteria wujudul hilal melalui metode hisab dengan prinsip berapa pun ketinggian hilal di atas ufuk setelah matahari terbenam maka awal bulan jatuh pada hari berikutnya. (2) Sedangkan kriteria yang digunakan Nahdlatul Ulama dalam penetapan 1 Syawal 1432 Hijiryah adalah kriteria rukyatul hilal bil fi’li dengan menerima imkanur rukyat sebagai pendukung pada metode rukyat dengan prinsip jika ketinggian hilal di atas ufuk kurang dari 2° setelah matahari terbenam maka Nahdlatul Ulama mengambil langkah istikmal dengan menggenapkan hitungan bulan menjadi 30 hari. (3) Perbandingan dari kriteria yang digunakan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama adalah sama-sama menggunakan metode hisab, Muhammadiyah menggunakan metode hisab sebagai acuan dalam menetapkan awal bulan Hijriyah melalui kriteria wujudul hilal dengan prinsip berapa pun ketinggian hilal di atas ufuk setelah matahari terbenam maka awal bulan jatuh pada hari berikutnya sedangkan metode hisab menurut Nahdlatul Ulama adalah sebagai pendukung pelaksanaan rukyat melalui kriteria rukyatul hilal bil fi’li dan imkanur rukyat sebagai pendukung dengan prinsip jika ketinggian hilal di atas ufuk kurang dari 2° setelah matahari terbenam maka Nahdlatul Ulama mengambil langkah istikmal dengan menggenapkan hitungan bulan menjadi 30 hari.
S-2012/AS/001 | KK S-2012 Mas AS | UIN SATU Tulungagung | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
S-2012/AS/002 | KK S-2012 Mas AS | UIN SATU Tulungagung | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain