Buku Tercetak
Pendidikan Islam Sebagai Strategi Transformasi Budaya
Memperbincangkan pendidikan, tentu tidak lepas membicarakan manusia dengan segala dimensinya. Dari mana asal muasal pendidikan itu? Jawabannya, dari dimensi wahyu, pendidikan agama berasal langsung dari Allah karena Dia yang mendidik manusia melalui hati (ruhani, nurani)-nya. Hati (ruh) manusia dari Allah dibimbing oleh Allah dan mesti kembali kepada-Nya. Namun karena manusia juga mewarisi sifat-sifat Adam yang berasal dari tanah (hawa, nafsu, dunia, setan) maka manusia hatinya jatuh ke lembah hitam (kafir). Di sinilah peran pendidikan agama Islam (objek materi) yang dijalankan oleh para nabi dan rasul yang diteruskan kepada ulama untuk mengajarkan dan mengingatkan kepada manusia. Substansi pendidikan pada manusia sudah ada sejak manusia berada di bumi. Praktik pendidikan zaman nabi—atau yang dikenal sekarang ini pendidikan formal—adalah dalam makna substansinya. Nabi berperan sebagai guru, sabdanya sebagai kurikulum, sahabat sebagai murid atau siswa, dan masjid atau rumah nabi sebagai institusinya.
Peran nabi adalah menciptakan budaya islami dan mentransformasikan budaya tersebut kepada masyarakat yang masih berbudaya Jahiliyah. Dalam istilah kenabian mengajak umatnya dari kegelapan menuju ke suasana/ alam terang benderang (penuh petunjuk). Proses transformasi budaya ini melingkupi segala dimensi kehidupan manusia, seperti pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, dan politik agar dipelihara dan dilestarikan. Manusia sebagai pelaku “the doer” memegang kunci dari segala munculnya harapan atau kegagalan; kebaikan, kebajikan, atau keburukan.
202201490 | 297.07 Kho p c.1 | UIN SATU Tulungagung | Tersedia |
202201491 | 297.07 Kho p c.2 | UIN SATU Tulungagung | Tersedia |
202201492 | 297.07 Kho p c.3 | UIN SATU Tulungagung | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain